Apa sih itu GERD?

Well, istilah GERD akhir-akhir ini sering kita dengar terutama dikalangan muda-mudi. GERD yang merupakan singkatan dari gastroesophageal reflux disease yaitu sebuah penyakit yang berhubungan dengan pencernaan. Bahasa gampangnya adalah penyakit asam lambung, namun lebih parah efek yang dirasakan penderitanya.
Melansir Kompas.com, GERD adalah kondisi saat asam lambung terus-menerus naik dari perut ke kerongkongan. Tak hanya pada lambung, namun GERD turut memengaruhi sampai meringitasi kerongkongan.
Penyebab GERD sendiri ada macam-macam. Tapi sebagian besar disebabkan oleh buruknya lifestyle seseorang seperti makan terlalu banyak, sering mengonsumsi makanan gorengan, telat makan, jarang berolahraga, dsb.
Untuk gejala GERD yang dialami oleh penderita pun berbeda-beda. Namun untuk saya pribadi, pengalaman gejala yang saya alami saat didiagnosa punya penyakit GERD ini, akan menjadi pengalaman berharga bagi saya.
5 tahun yang lalu, tepatnya September 2017 saya diterima disebuah salah satu Perusahaan BUMN terbesar di Indonesia. Bangga dan sangat bangga saya menjadi salah satu insani disana. Nah, singkat cerita saya ditempatkan di bagian pemeriksaan, atau bahasa kerennya Auditor Internal. Awalnya saya sangat excited bekerja sebagai Auditor Internal, yang notabene pekerjaannya adalah berkutat pada data, analisis, wawancara narasumber, dsb.
Namun kesenangan tersebut tidak berlangsung lama, karena saya STRESS. Ya! Saya STRESS diawal karir saya sebagai pegawai BUMN. Gimana gak stress? Baru masuk dan hendak berkarier sebaik-baiknya malah langsung dicemplungi sebagai pemeriksa yang sudah pasti dibenci oleh para pegawai lama yang merasa diri dan aibnya akan saya kuliti karena saya seorang AUDITOR.
Tidak sampai disitu, ternyata pekerjaan yang saya pikir akan sangat mengasyikkan itu ternyata memiliki timeline pekerjaan yang sangat tidak flexible. Karena adanya masa tenggang waktu dari awal pemeriksaan hingga akhir pemeriksaan. Akibatnya, para auditor sudah pasti memiliki waktu tidur yang sangat sedikit. Sudah tau dong, kalau sudah waktu tidur kurang dampaknya kemana? Ya, physical health dan mental health dihantam 🥲
Physical Health saya sangat-sangaaat-sangaaaaatttttt terganggu. Saya jadi jarang olahraga, bekerja bisa 12-14 jam sehari selama periode pemeriksaan. Sudah pasti karena kurang tidur dan jarang berolahraga, Mental Health saya pun terganggu. Saya jadi gampang frustasi, lelah, stress. Semua bercampur menjadi satu. Akibatnya, untuk melepaskan rasa stress saya, saya jadi sering order fast food. Apalagi tengah malam. Seusai mengerjakan pekerjaan saya. Dimana, yang dulunya hal-hal seperti itu adalah haram untuk saya😂
Ditambah dengan tidak adanya waktu dan tenaga untuk berolahraga, dalam kurun waktu 2018-2019, berat badan saya naik 10 kg. Iya naik! Yang semula 53 kg menjadi 63 kg (Tinggi badan sekitar 158cm). Sungguh sangat mengerikan kalau saya mengingat masa-masa itu. Semua baju saya dilemari pada akhirnya tidak ada yang muat. Kemana pun saya menjadi tidak pede karena bentuk badan yang tidak body goals lagi🥲
Puncak dari segala huru-hara cerita diatas, bulan Maret 2020 (awal masuknya virus Covid-19 di Indonesia) saya dilarikan oleh Suami saya ke Rumah Sakit akibat sakit yang tak tertahankan diulu hati, sampai saya tidak bisa berdiri. Bahkan untuk duduk dan tidur pun tidak bisa. Saking sakitnya, saya merasakan sakit kepala yang sangat luar biasa dan perlahan pandangan saya gelap total. Saya buta mendadak! Sampai hari ini (sudah setahun berlalu) saya masih sedih dan takut kalau hal itu terjadi kembali.
Sesampainya di RS saya langsung di infus dan diberikan obat penenang. Suami saya memutuskan saya untuk opname saja langsung malam itu karena kami berdua betul-betul buta akan gejala yang saya alami tersebut. Esoknya, pada saat pemeriksaan oleh Dokter Umum saya mengalami gejala sakit pencernaan. Dirujuklah saya ke Dokter Spesialis Gastro. Saya ditanyai gejala, di USG dan sejumlah tes lainnya. Disitulah saya dinyatakan bahwa saya menderita penyakit GERD. Kaget, bingung dan sedih. Kenapa di usia yang masih muda saya mengalami penyakit yang aneh-aneh.
Finally, saya opname di RS selama seminggu. Rasanya seperti dipenjara. Makanannya, suasanannya, semuanya membuat saya gak betah. Untuk orang yang suka kesibukan seperti saya, opname merupakan suatu kurungan.
Finally, saya opname di RS selama seminggu. Rasanya seperti dipenjara. Makanannya, suasanannya, semuanya membuat saya gak betah. Untuk orang yang suka kesibukan seperti saya, opname merupakan suatu kurungan.
AKAN DISAMBUNG KE PART II…..
STAY TUNE ^^

hadir..
SukaDisukai oleh 1 orang