Tips Simple Menghadapi Quarter Life Crisis

Photo by samer daboul on Pexels.com

1. Apa itu ”Quarter Life Crisis” ?

Bagi yang berada direntang usia baru tamat kuliah atau baru beberapa tahun menjalani karir di dunia karir profesi pasti pernah mengalami Quarter Life Crisis. Tapi apa sebenarnya defenisi Quarter Life Crisis? Berikut pengertian dari Quarter Life Crisis atau Krisis Seperempat Kehidupan berdasarkan kutipan dari laman Bradley University :

Similar to the more widely recognized midlife crisis, the quarter-life crisis is a period of uncertainty and questioning that typically occurs when people feel trapped, uninspired and disillusioned during their mid-20s to early 30s. Clients may feel that they are stuck in a dead-end job while all of their friends advance their careers or wonder why they cannot seem to make a romantic relationship last when other members of their social group are getting married and having children.

Jadi berdasarkan pernyataan diatas, orang-orang yang sedang mengalami Quarter Life Crisis cenderung untuk meragukan pencapaian diri sendiri. Kalau kamu menyangkal tidak pernah mengalami ini, rasanya sih mustahil. Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa hampir 89% orang diseluruh dunia pasti pernah merasakan yang gejala Quarter Life Crisis.

2. Gejala ”Quarter Life Crisis”

Tidak ada yang pasti mengapa seseorang akan mengalami perasaan tidak mengenakkan ini, setidaknya satu kali dimasa hidupnya. Ada banyak gejala yang dirasakan seseorang ketika sedang berada di fase hidup ini. Namun ada beberapa gejala umum dan mayoritas dirasakan setiap orang ketika mengalami Quarter Life Crisis. Beberapa gejala jika seseorang mengalami Quarter Life Crisis adalah sebagai berikut:

  1. Mempertanyakan apa fungsi diri hidup di dunia ini
    Pasti kalian tidak asing lagi dengan perasaan yang satu ini. Biasanya perasaan ini lekat dengan seseorang yang baru lulus kuliah. Dilema antara mau kerja atau buka usaha. Berpikir secara terus menerus apa yang bisa dilakukan untuk menjadi ”seseorang” didunia.
  2. Menjadi FOMO dan Minder
    Karena terus-menerus mempertanyakan apa guna dirinya hidup didunia, makan orang yang sedang mengalami Quarter Life Crisis cenderung akan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Selalu merasa kurang dan sering membandingkan diri dengan rekan-rekan sebayanya yang dirasa lebih mapan dan berhasil, baik dari segi karir, finansial maupun hubungan percintaan. Ini akan membuatnya merasakan FOMO (Fear of Missing Out) dan ini akan semakin menjadi-jadi apabila ia sedang membuka laman social medianya.
    Baca artikel saya terkait FOMO ya (klik tulisan FOMO).
  3. Sekalipun memiliki segalanya, tetap merasa tidak bahagia
    Hal ini banyak dirasakan oleh para CEO-CEO muda atau pun selebriti-selebriti yang dimasa muda sudah bergelimang harta benda namun tetap merasa kosong. Mereka-mereka tidak bahagia meskipun memiliki banyak pencapaian dan dikelilingi orang-orang hebat. Merasa diri selalu kurang dan tidak puas pada pencapaian yang ada.

3. Tips mengatasi ”Quarter Life Crisis”

Saya sendiri sempat merasakan keadaan ini. Tidak enak rasanya. Jika dibiarkan berlarut dan tidak segera diatasi, ujung-ujungnya bisa menjurus ke arah mental health yang kurang baik. Berikut beberapa cara yang sempat saya pribadi terapkan dan berhasil. Tips-tips ini saya dapatkan dari berbagai ilmu buku, video youtube dan beberapa podcast.

  1. Melakukan Journaling
    Kita disibukkan dengan berbagai hal yang ada disekitar kita sampai terkadang kita lupa berkenalan dengan diri kita sendiri. Pikiran-pikiran kurang baik yang ditujukan kepada diri sendiri merupakan bentuk penyiksaan kepada jiwa yang kita kadang tidak sadari. Kita terlalu hectic untuk membombardir diri sendiri dengan pikiran-pikiran yang sebetulnya hanya ada dalam pikiran kita sendiri. Kalau kita sadari, segala pikiran negatiflah yang merupakan awal dari “quarter life crisis”.
    Daripada sibuk memikirkan pencapaian orang lain, mari kita hitung setiap berkat yang selama ini telah kita alami. Hal tersebut bisa dimulai dengan melakukan journaling, yaitu mencatat segala peristiwa yang kita alami setiap harinya. Sebatas mengingat bahwa hari ini kita masih bernafas dan menuliskannya dalam buku catatan akan sangat menambah pikiran positif pada diri. Journaling merupakan salah satu cara berkenalan dengan diri sendiri.
  2. Membuat Perencanaan Hidup secara matang
    Saya terbiasa dari dulu untuk membuat perencanaan hidup dalam waktu yang pendek maupun panjang. Hal ini membuat saya untuk tidak terlalu mempedulikan bagaimana pencapaian orang lain karena saya telah mempunyai goals yang sudah saya susun sejak lama. Jadi dengan menyusun perencanaan hidup, saya lebih bisa rileks dan tidak terkena FOMO. Cukup susun rencana hidup dan goals apa yang hendak dikerjakan atau diraih dalam 1 tahun, 5 tahun dan 20 tahun kedepan.
  3. Melakukan hal yang disukai
    Mengerjakan hobby saya seperti menulis blog ini merupakan salah satu cara saya untuk stress release dan melarikan diri dari berbagai pikiran rumit saya akan dunia sekitar maupun dunia maya. Melalui tulisan blog yang saya hasilkan, saya bisa menyalurkan isi pikiran saya dan merasa bermanfaat bagi orang diluar sana. Hobby apapun itu baik asalkan kamu memang menyukainya dan tentunya juga harus bermanfaat serta membuatmu produktif.
    Sekedar nongkrong dengan teman dan tukar pikiran, atau berjalan-jalan ditaman pun bisa membuat kita rileks sejenak sehingga waktu kita habiskan untuk hal-hal yang produktif. Tidak ada waktu untuk memikirkan prestasi atau pencapaian orang lain karena kita sendiri sudah sibuk dengan berbagai agenda menyenangkan yang telah kita susun.

4. Penutup

Demikian mengenai “Quarter Life Crisis” dan apa saja yang mungkin bisa diterapkan ketika kita berada kondisi ini. Intinya adalah jangan pernah mau stuck di dalam kondisi yang kita sudah tidak nyaman didalamnya. Cari berbagai macam kegiatan yang bisa membuat kita terus maju dan menghasilkan sesuatu. Hingga pada nantinya diri kita sendiri akan bersyukur karena telah melakukan berbagai perbuatan yang bisa membuat kita produktif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang sekitar.

☘️Keep Growing and Be Grateful everyday☘️

-BF-

26 tanggapan untuk “Tips Simple Menghadapi Quarter Life Crisis

  1. Saat ini kalau aku sedang mengalami mid life crisis, mulai evaluasi kok ini belum tercapai kok si itu dah sampai ke situ..dst dll
    Ya, baik quarter maupun mid life crisis yang utama kita tidak stuck di dalam kondisi yang kita sudah tidak nyaman di dalamnya.
    Ulasan dan tips yang lengkap dan menarik, Kak!

    Suka

    1. Betul mba, sebearnya hampir setiap tahapan hidup pasti akan ada fasenya kita merasa life crisis. Tapi mari kita semangat karena itu adalah bagian dari proses pendewasaan kita. Terimakasih sudah berkunjung ya mba🙏

      Suka

  2. Ngeri juga ya karakter orang yang mengalami Quarter Life Crisis ini, alhasil selalu rendah diri, sebenarnya kalau paham hakikat kenapa dilahirkan bisa makin meningkatkan rasa percaya diri ya?

    Suka

  3. aku saat lulus emang ada rasa takut saat mau melamar kerja, takut ga bisa lakukan pekerjaan, takut salah dalam lakukan pekerjaan, padahal mah kalau udah masuk pasti diajarin cara kerjakan pekerjaan kita. Pasti beberapa orang juga pernah alami ini.

    Suka

  4. Quarter Life Crisis ini wajar terjadi dan dialami sebagian orang. Memang menghadapi dan mengatasinya ga semudah teori, namun jika kita mampu menyikapinya dengan bijak dan menerima kenyataan hidup, insya allah semua bisa diatasi dengan baik.

    Suka

  5. Setuju, Kak. Quarter Life crisis memang harus ditangani. Aku sempat mengalami kegamangan hidup waktu pindah ke daerah, ke kampung halaman sendiri. Sampe mempertanyakan nilai-nilai dan kompetensi, juga pilihan yg dah kuambil. Aku yg salah atau aku salah memilih tempat? Akhirnya berdamai dan lebih banyak JOMO ketimbang FOMO sekarang. Bikin catatan di jurnal kadang kulakukan, dan Yap efektif mewadahi perasaan .

    Suka

  6. Tahun lalu pas awal pandemi2, masa2 quarter life crisis makin berasa di diri aku. FOMO akut jg pokonya, stres kebanyakan di rumah aja. Kangen sosialiasi, lgsg cpt2 bertobat deh, mulai pdkt sm Tuhan sbg solusinya.

    Suka

  7. Iya loh, dulu ketika berada di usia itu sering mempertanyakan pada diri, kok pencapaianku gitu-gitu aja. Ntar gimana beberapa puluh tahun ke depan. Kecemasan ini bisa menjadi pemicu konflik dengan pasangan bagi yang sudah punya pasangan. Pernah berada di fase ini deh. Alhamdulillah sudah berlalu masa-masa itu.

    Suka

  8. Sejak awal pandemi, aku mulai mengalami quarter life crisis. Banyak sekali pertanyaan2 thd diri sendiri yg belum terjawab. Solusinya, pdkt intensif sama Tuhan. Semua terselesaikan & aku merasa tenang lagi.

    Suka

  9. Aku yang sedang berusaha survive di fase QLC ini, banyak banget hal yang kadang akhirnya menghambat perkembangan hidupku. Harus nemu apa intensi yang tepat itu buat diri sendiri rasanya … capek wkwkw.

    Suka

  10. Wah bener banget sih, memulai perencanaan hidup yang matang ini bagus banget untuk mengatasi quarter life crisis.. Agar pencapaian, tujuan hidup itu bisa lebih jelas lagi.. Sehingga kebahagian dan rasa puas itu bisa dicapai..

    Suka

Tinggalkan komentar